Datuk Seri Anwar Ibrahim menyatakan bahwa dirinya tidak akan menolak permintaan maaf yang diutarakan oleh bekas Perdana Menteri, Datuk Seri Najib Razak, terkait kasus penyelewengan dana 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Anwar menekankan bahwa penerimaan permintaan maaf ini merupakan langkah yang penting dalam menunjukkan contoh kepemimpinan yang baik di hadapan rakyat Malaysia.
Dalam sebuah pernyataan, Anwar menegaskan bahwa meminta maaf adalah bagian penting dari proses rekonsiliasi dan penyembuhan. Ia percaya bahwa seorang pemimpin yang baik harus mampu mengakui kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan masyarakat. Dengan menerima permintaan maaf tersebut, Anwar berharap akan tercipta ruang untuk dialog yang lebih produktif di masa depan.
Anwar juga menegaskan bahwa menerima permintaan maaf tidak berarti melupakan peristiwa yang telah terjadi. Sebaliknya, ia melihat hal ini sebagai langkah positif untuk mendorong akuntabilitas di kalangan pemimpin. Menurut Anwar, tindakan ini bisa menjadi teladan bagi generasi pemimpin yang akan datang, menunjukkan pentingnya tanggung jawab dalam menjalankan amanah.
Ketika ditanya mengenai dampak pengakuan tersebut terhadap proses hukum yang sedang berlangsung, Anwar menegaskan bahwa semua individu, termasuk pemimpin, harus diadili sesuai hukum yang berlaku. Ia mengingatkan bahwa penerimaan maaf tidak akan menghapus tanggung jawab hukum yang ada, dan keadilan tetap harus ditegakkan tanpa pandang bulu.
Sebagai kesimpulan, Anwar mengajak semua pihak untuk melihat permintaan maaf ini sebagai awal baru untuk membangun kembali kepercayaan antara pemimpin dan rakyat. Ia berharap bahwa dengan sikap saling menghargai dan mengakui kesalahan, Malaysia dapat melangkah menuju masa depan yang lebih cerah dan harmonis. Melalui dialog yang terbuka dan konstruktif, Anwar yakin bahwa masyarakat dapat bekerja sama untuk mengatasi tantangan yang dihadapi bangsa.